Nasib Guru Tidak Tetap (GTT) atau guru honorer emakin terpuruk.  Pasalnya Tunjangan Profesi Pendidik (TPP) yang selama ini menjadi  pendapatan bagi guru honorer dihapuskan. Bahkan, hal serupa juga dialami  guru honorer swasta. 
"Dari surat edaran yang ditandatangani Sekretaris Jendral (Sekjen)  Kementerian Pendidikan, TPP dihapuskan untuk guru honorer sekolah negeri  maupun swasta," ucap Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dispora)  Kabupaten Karawang, Deden Tosin, Jumat (25/11). 
Deden mengatakan masih belum melakukan tindakan lebih lanjut mengenai  surat edaran tersebut. Pasalnya, Disdikpora akan melakukan pendekatan  dengan melakukan sosialisasi kepada guru honorer.
"Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena anggaran TPP 'kan juga dari  pusat. Untuk meredam konflik dengan penghentian TPP ini kami lakukan  pendekatan terlebih dahulu," tuturnya.
Tidak hanya itu, kata Deden, penghentian TPP juga berlaku bagi guru  yang dikemudian hari dinilai melanggar kode etik guru atau "nakal".
"Nah batasan ini juga kami masih perlu melakukan komunikasi ke  Kementerian Pendidikan, karena sampai ke bawah belum jelas batasannya,"  ucapnya.
Deden mengatakan selama ini ratusan guru honorer yang tersebar di  seluruh sekolah di Karawang mendapatkan gaji berbeda-beda sesuai dengan  kemampuan sekolah.
"Beberapa di antaranya bahkan sudah mengajar sampai luluhan tahun dan  belum diangkat. Jika TPP dihentikan, ya kasihan juga," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang guru honorer SDN Bayur Kidul III  menuturkan selama tiga tahun ia mengajar hanya memperoleh honor sebesar  Rp 300 ribu. 
"Kami memang bergantung juga pada tunjangan yang diberikan  pemerintah. Jika sekarang harus dihentikan, semangat kami untuk mengajar  akan semakin kendor," ucapnya.
Ia dan rekan-rekannya sesama guru honorer rencananya akan melakukan  pembahasan mengenai hal itu. Ia berharap pemerintah mengkaji ulang untuk  melakukan penghentian TPP. 
"Kami menyadari kami ini cuma guru honorer, tapi jika kami mendapat  honor dan tunjangan yang layak, tentu saja itu menjadi faktor  penyemangat kami untuk memajukan kualitas pendidikan. Sangat jauh sekali  jarak pendapatan yang diterima dari guru PNS dengan kami yang guru  honorer," ujarnya.
Sementara itu peringatan hari guru di Karawang diisi dengan upacara  khusus memperingati hari guru. Bupati Karawang, Ade Swara mengakui masih  terdapat banyak persoalan pendidikan di Karawang yang harus  diselesaikan secara bersama dan bertahap sejalan dengan perkembangan  zaman dan tuntutan di era global.
"Upaya peningkatan pelayanan pendidikan kepada masyarakat baik dalam  hal pemerataan kesempatan maupun peningkatan mutu pendidikan menjadi  kian penting untuk dilaksanakan," katanya
Jumat, 25 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 RSS Feed
 RSS Feed Twitter
 Twitter
 








 
 
0 komentar:
Posting Komentar